Mengapa Orang Bisa Alergi terhadap Laktosa?

 Pertama-tama, penting untuk membedakan antara intoleransi laktosa dan alergi terhadap laktosa, karena keduanya adalah kondisi yang berbeda. Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam susu dan produk susu, sedangkan alergi terhadap laktosa sebenarnya lebih merujuk pada alergi terhadap protein dalam susu, seperti kasein atau whey.

Mengapa Orang Bisa Alergi terhadap Laktosa?


Intoleransi Laktosa


1. Definisi:

- Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase, yang diperlukan untuk mencerna laktosa.


2. Penyebab:

- Genetika: Intoleransi laktosa lebih umum terjadi pada orang dewasa dari beberapa kelompok etnis seperti Asia Timur, Afrika, Timur Tengah, dan sebagian penduduk asli Amerika. 

- Penuaan: Produksi enzim laktase cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

- Kondisi Medis: Penyakit celiac, Crohn's disease, atau infeksi usus dapat merusak sel-sel yang memproduksi laktase.

- Pembedahan atau Cedera Usus: Pembedahan atau cedera pada usus kecil dapat mempengaruhi produksi laktase.


3. Gejala:

- Gejala intoleransi laktosa termasuk kembung, diare, gas, dan sakit perut setelah mengonsumsi produk susu.


Alergi Susu (Alergi terhadap Protein Susu)


1. Definisi:

- Alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu, seperti kasein dan whey.


2. Penyebab:

- Reaksi Imunologi: Sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu sebagai zat berbahaya dan melepaskan histamin serta bahan kimia lainnya untuk melawannya.

- Genetika: Alergi susu sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan mungkin ada faktor genetik yang berperan. Anak-anak dengan orang tua yang memiliki alergi atau kondisi atopik lainnya lebih mungkin mengembangkan alergi makanan.


3. Gejala:

- Gejala alergi susu dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat meliputi ruam kulit, gatal-gatal, muntah, diare, sakit perut, dan dalam kasus yang parah, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam jiwa).


Diagnosis dan Manajemen


1. Diagnosis:

- Intoleransi Laktosa: Biasanya didiagnosis melalui tes toleransi laktosa, tes hidrogen napas, atau tes pH tinja.

- Alergi Susu: Didiagnosis melalui tes kulit, tes darah untuk mengukur antibodi spesifik terhadap protein susu, atau uji tantang makanan yang diawasi dokter.


2. Manajemen:

- Intoleransi Laktosa:

  - Mengurangi atau menghindari produk susu.

  - Mengonsumsi produk bebas laktosa.

  - Menggunakan suplemen enzim laktase.

- Alergi Susu:

  - Menghindari semua produk susu dan makanan yang mengandung susu.

  - Membaca label makanan dengan hati-hati.

  - Menggunakan alternatif susu seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat.

  - Dalam kasus anafilaksis, membawa epinefrin (EpiPen) untuk keadaan darurat.


Kesimpulan


Intoleransi laktosa disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi cukup enzim laktase, sedangkan alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu. Meskipun kedua kondisi ini berhubungan dengan konsumsi produk susu, mekanisme dan pengelolaannya berbeda. Bagi mereka yang mengalami gejala setelah mengonsumsi susu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari profesional kesehatan untuk menentukan apakah itu intoleransi laktosa atau alergi susu dan mengelola kondisi tersebut dengan tepat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url